RAYAP
Gambar Rayap
Rayap merupakan sebutan secara umum, karena terdapat beberapa bentuk yang
berbeda yang dikenal, sebagaimana pada koloni semut atau lebah sosial.
Sebenarnya rayap tidak memiliki sayap tetapi pada musim hujan beberapa anggota
dari koloni rayap dapat mencapai bentuk bersayap yang akan keluar dari
sarangnya secara berbondong-bondong. Karena perilaku ini, kemunculan rayap
dapat digunakan sebagai pertanda perubahan musim penghujan. Bentuk rayap yang bisa
terbang ini biasa dikenal sebagai “laron” atau “anai-anai”. (www.wikipedia.org)
Sebagian jenis rayap memiliki siklus hidup dan perilakunya sama, meski ada
sedikit perbedaan pada cara hidupnya. Keragaman jenis rayap yang cukup tinggi
di dunia adalah penyebab perbedaan ini, selain itu penyebarannya juga cukup
luas.(Kurnia, 2005)
Jenis-jenis rayap yang telah dikenali dideskripsikan dan diberi nama
diseluruh dunia terdapat 2000 spesies. Hal ini menunjukkan betapa keanekaragaman
rayap cukup tinggi. Jenis rayap tersebut secara garis besar terbagi menjadi 7
famili, 15 sub-famili, dan 200 genus(marga), setiap jenis rayap memiliki ciri
khas tersendiri, dan ada satu bagian rayap yang umumnya digunakan sebagai kunci
identifikasi(penentuan jenis) yaitu pada bidang dorsal thorax yang memang memiliki beragam bentuk. .(Kurnia, 2005)
Indonesia memiliki hampir 10 % dari keseluruhan rayap di dunia dibuktikan
dengan ditemukannya 200 jenis rayap meski baru 179 jenis yang berhasil ditentukan
jenisnya secara ilmiah. Beragam jenis rayap yang ditemukan di Indonesia
merupakan kekayaan nuftah yang harus dijaga kelestariannya. Dari beberapa jenis
rayap ditemukan di Indonesia, ada jenis rayap endemik yang hanya ada di negara
ini hal ini karena kondisi alam Indonesia yang mendukung perkembangan rayap
endemik.(Kurnia, 2005)
Awalnya, rayap merupakan serangga sosial yang hidup di daerah tropika dan
subtropika. Namun saat ini, penyebaran rayap cenderung meluas ke daerah sedang (temperate ) dengan batas-batas 50o LU dan 50o
LS. Di daerah tropika, rayap ditemukan mulai dari daerah pantai sampai
ketinggian 3000 m di atas permukaan laut. Makanan utamanya adalah kayu atau
bahan yang terutama terdiri atas selulosa.(Kurnia,
2005)
1. Pembagian Kasta Rayap
Koloni rayap merupakan hasil dari perkawinan sepasan laron (alates) yang terbang keluar (swarming) dari sarang induknya. Setelah
proses perkawinan ini, ratu akan menghasilkan telur yang jumlahnya mencapai
ribuan yang akan membentuk koloni baru. (Kurnia, 2005)
Sebagai serangga sosial, koloni rayap terbagi menjadi tiga kasta, dari setiap
kastanya memiliki bentuk dan juga fungsi yang berbeda. Ketiga kasta tersebut
adalah kasta pekerja, kasta prajurit dan juga kasta reproduktif(ratu, raja,
laron). (Kurnia, 2005)
Berikut ini
adalah penjabaran dari ketiga kasta yang ada di dalam koloni rayap.
a. Ratu
Pada koloni rayap terdapat ratu, dan hanya terdapat satu ratu dalam koloni
tersebut. Ratu rayap dapat hidup sampai dengan
20 tahun, bahkan lebih. Pekerjaan ratu hanyalah bertelur selama hidupnya. Ratu
tetap berada di inti sarang dan tidak pernah keluar sampai akhir hayatnya.
Ukuran ratu Macrotermes sp dewasa dapat sebesar jempol pria dewasa bahkan
lebih. ( www.solusiantirayap)
Ratu rayap dipercaya dapat menentukan masa depan nimfa entah itu akan
menjadi pekerja, laron atau prajurit dengan menggunakan frekuensi suara
tertentu yang di kirimkan kepada nimfa meskipun belum dapat dibuktikan secara
ilmiah( www.solusiantirayap)
b. Raja
Raja rayap menemani sang ratu rayap seumur hidupnya,
berbeda dengan raja semut yang segera mati setelah tak lama menghasilkan
keturunan dengan ratu semut, Ukuran raja rayap pada umumnya hanya 1/10 dari
ukuran ratu rayap. Ukuran raja rayap hanya bertambah sedikit setelah menemani
sang ratu. Dalam satu koloni juga hanya ada satu raja. ( www.solusiantirayap)
c. Nimfa
Nimfa merupakan bayi rayap yang akan menjadi pekerja,
laron atau prajurit sesuai dengan kebutuhan koloni rayap. Sang ratu menentukan
dan membagi kebutuhan pekerja, prajurit dan laron dalam satu koloni yang
berasal dari nimfa. ( www.solusiantirayap)
d. Rayap Pekerja
Presentase rayap pekerja dalam suatu koloni merupakan
yang terbesar yakni sampai mencapai 85 % koloni. Pada koloni hanya rayap
pekerja yang mampu mengkonsumsi kayu dan membagikan keseluruh anggota koloni
oleh karena itu, kelangsungan hidup sebuah koloni bergantung pada rayap
pekerja. ( www.solusiantirayap)
Rayap pekerja merupakan pencari sumber makanan yang
gigih, hingga menjangkau 50 meter lebih jaraknya dari sarang. Rayap bekerja
juga berfungsi membersihkan wajah (grooming) seluruh anggota koloni. ( www.solusiantirayap)
e. Rayap Prajurit
Presentase rayap prajurit dalam suatu koloni mencapai
15 % dari jumlah seluruh anggota koloni. Kasta ini mempunyai bentuk rahang
khusus untuk bertempur dan menjaga diri mereka. Rayap prajurit memiliki kepala
yang sangat keras dan tidak akan hancur apabila ia mati. Rayap prajurit menjaga
dan menemani rayap pekerja di sekitar sumber makanan untuk berjaga dari
serangan predator (semut) maupun koloni rayap lain. ( www.solusiantirayap)
Apabila timbul ancaman atau bahaya bagi koloni, rayap
prajurit akan membunyikan alarm kepada koloni, entah itu adanya bau kimia, gangguan
hewan / manusia maupun serangan dari predator dan koloni rayap lain dengan cara
membenturkan kepalanya di terowongan tanah mereka dan alarm ini akan
menyebabkan rayap pekerja dan prajurit untuk berpencar dan bersembunyi di
tempat yang mereka anggap aman (misal retakan tembok) dan akan bekerja kembali
setelah bau kimia / keadaan dianggap aman. ( www.solusiantirayap)
Berpencarnya anggota koloni akan menyebabkan
terbentuknya satelit koloni (koloni yang terputus dari sarang), namun tetap
memiliki potensi merusak bangunan. Dan secara genetik kasta ini berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan. ( www.solusiantirayap)
f. Laron
Laron yang dimiliki rayap berbeda bentuknya dengan semut.
Laron terbang 2 kali dalam setahun dalam keadaan udara yang agak hangat dan
angin yang tidak terlalu kencang. Hal dilakukan untuk meningkatkan harapan
hidup laron terhadap gangguan alam. ( www.solusiantirayap)
Laron akan mencari pasangannya dibawah sinar lampu.
Setelah mereka menemukan pasangannya, maka mereka akan memutuskan sayap mereka
dan akan berjalan beriringan mencari celah di tanah atau di bangunan.( www.solusiantirayap)
Rayap memiliki hormon feromon yaitu sejenis zat kimia
yang memiliki fungsi untuk merangsang dan memiliki daya pikat seksual pada
jantan ataupun betina. Feromon menyebar ke luar tubuh akan tetapi hanya dapat
dikenali oleh individu sejenis. (www.wikipedia.com)
Rayap juga memiliki feromon penanda jejak (trail following pheromone) yang dimiliki
oleh individu rayap pada bagian depan, dan akan dideteksi oleh rayap yang
berada di belakangnya. Feromon penanda jejak ini dikeluarkan oleh kelenjar sternum( sternal gland di bagian bawah, belakang abdomen). Sifat kimia dari
feromon ini memiliki hubungan yang erat dengan bau makanannya oleh karena itu
rayap dapat mendeteksi keberadaan obyek makanannya. (www.wikipedia.com)
Rayap dipercaya juga memiliki feromon dasar(primer pheromones), yang dapat
menghambat pertumbuhan/pembentukan neoten. Feromon dasar ini dikeluarkan oleh
ratu dan berfungsi untuk menghambat diferensiasi kelamin.feromon dasar ini juga
memiliki peran dalam pembentukan kasta pekerja dan kasta prajurit. Perbandingan
neoten antara prajurit dan pekerja dalam satu koloni tidak selalu sama
tergantung dari kondisi lingkungan di sekitar sarang. (www.wikipedia.com)
2.
Morfologi
Rayap
Seperti makhluk hidup lainnya, rayap
juga memiliki bentuk yang beragam. Bentuk dari rayap disesuaikan dengan jenis
dan kastanya. Secara umum tubuh rayap terdiri dari tiga bagian yang disebut
tagmata, yakni tagmata kepala, thorax dan abdomen(perut). Antara prajurit,
pekerja dan reproduktif memiliki bentuk yang berbeda satu dengan lainnya. Hal
ini dikarenakan kebutuhan dan fungsi yang berbeda antar kasta. Misalnya, rahang
prajurit yang berbentuk capit sangat kuat untuk mencapit namun tidak bisa untuk
makan langsung, harus disuapi karena prajurit memiliki tugas untuk bertahan.
Rahang pekerja kecil dan pendek karena khusus untuk makan dan menyuapi anggota
koloni yang lain. Selain itu rayap pekerja juga memiliki sistem penglihatan
yang kurang berkembang. ( www.solusiantirayap.com)
Penampilan rayap memang seperti semut
akan tetapi antara rayap dan semut memiliki perbedaan yang banyak, bahkan semut
merupakan musuh utama dari rayap. Jika dilihat dari segi sistematika/filogenetika
semut mendekati golongan lebah, sehingga kedua serangga ini dicakup dalam ordo
yang sama, yakni Ordo Hymenoptera (bersayap selaput).(www.rudyct.com)
Saat diamati, pada seekor semut maupun
seekor lebah, secara morfologik akan terlihat batas yang jelas antara bagian
“dada” (toraks) dan “perut” (abdomen), bahkan pada beberapa jenis lebah, batas
ini akan terlihat lebih mencolok sehingga menggenting( dengan pinggang yang
sangat kecil) berbeda dengan rayap. Pada rayap, batas antara toraks dan abdomen
kurang terlihat jelas, atau bisa saja dikatakan bahwa rayap tidak memiliki
pinggang yang ramping. Untuk individu yang bersayap (laron) yang memiliki
sepasang sayap, sayap tersebut saat tidak digunakan cara melipatnya memanjang
lurus kebelakang, seperti belalang atau lipas, sedangkan untuk Hymenoptera
sayap tersebut terlipat dalam beberapa simpul. Berdasarkan tekstur dan stuktur
rayap, maka rayap digolongkan dalam satu ordo tersendiri yakni
Isoptera(bersayap sama).(www.rudyct.com)
Rayap mengalami siklus metamorphosis dalam hidupnya.
Siklus metamorphosisnya adalah siklus metamorphosis bertahap atau gradual (hemimetabola) yang dimulai dari telur kemudian
menjadi nimfa hingga menjadi dewasa melalui beberapa instar(bentuk diantara dua
tahap perubahan. Perubahan yang bertahap ini berakibat terhadap kesamaan bentuk
badan secara umum, cara hidup dan jenis makanan antara nimfa ataupun dewasa.
Namun, nimfa yang memiliki tunas, sayapnya akan tumbuh dengan sempurna saat
instar terakhir yakni saat ketika rayap telah mencapai tingkat dewasa.(Kurnia,
2005)
3.
Jenis-Jenis Rayap dan Penyebaran Rayap
Jenis
rayap di Indonesia terdiri dari 3 famili (Kalotermitidae, Rhinotermitidae, dan
Termitidae), yang terbagi menjadi 6 sub famili,yaitu Coptotermitinae,
Rhinotermitinae, Amitermitinae, Termitinae, Macrotermitinae, dan
Nasutitermitinae. Terdapat 14 genus yaitu Neotermes, Cryptotermes,
Schedorhinotermes, Prorhinotermes, Coptotermes, Microcerotermes, Capritotermes,
Macrotermes, Odontotermes, Microtermes, Bulbitermes, Nasutitermes, Hospitalitermes,
Lacessitermes. (Kurnia, 2005).
Penyebaran
rayap memiliki hubungan yang erat dengan faktor curah hujan dan temperatur.
Karena hal ini, rayap lebih banyak ditemukan pada wilayah dataran rendah tropis
daripada pada wilayah dataran tinggi. Sebagian sebagian jenis rayap hidup di
dataran tropis akan tetapi ada beberapa genus rayap yang mampu hidup di wilayah
yang sangat dingin seperti Zootermopsis yang bisa ditemukan di daerah
Pegunungan Himalaya yakni pada ketinggian 3000 m di atas permukaan laut. Selain
itu terdapat beberapa jenis rayap dari famili Heterotermes yakni
Rhinotermitidae yang mampu hidup di wilayah beriklim panas seperti Amerika
Utara, Karibia, dan India. Di Asia
Tenggara seperti Indonesia, jenis rayap yang banyak ditemukan berasal dari sub-famili
Macrotermitinae. (Kurnia, 2005).
Dari
2000 jenis yang sudah teridentifikasi, tidak semuanya bersifat perusak, hanya
sekitar 100 rayap yang menjadi hama perusak. Dari 100 jenis tersebut terdapat
47 jenis yang menjadi perusak ganas, yakni 6 jenis dari famili
Kalotermitidae(rayap kayu kering), 25 jenis dari famili Rhinotermitidae(rayap
kayu basah),1 jenis dari famili Mastotermitidae(rayap tanah), dan 15 jenis dari
famili Termitidae(rayap tanah). (Kurnia, 2005)
Beberapa
kategori rayap perusak berdasarkan jenis bahan atau materi yang dirusak, yaitu:
a.
Rayap perusak tanaman
Tanaman yang mendapat serangan dari rayap akan mengalami
kerusakan fisik dan juga mengalami gangguan perakaran tanaman. Gangguan yang
timbul akan menghambat suplai zat hara dan air, selain itu tanaman akan menjadi
rentan terhadap penyakit. (Kurnia, 2005)
Jenis
rayap yang dapat menjadi hama tanaman itu antara lain:
1)
Rayap Ceptotermes
curvignatus Holmgren
Merupakan
yang menyerang tanaman perkebunan (kelapa, karet, kelapa sawit, dan kakao pepaya,
durian, mangga dan juga dapat menyerang pohon pinus. (Kurnia, 2005)
2) Rayap
Neotermes tecnonae
Merupakan
rayap yang menyerang tegakan jati. Jenis rayap ini termasuk rayap yang
menyerang pohon hidup. (Kurnia, 2005)
3) Rayap
Macrotermes gilvus
Merupakan
rayap yang mennyerang tanaman kayu putih. Selain menyerang kayu putih, jenis
rayap ini juga menyerang tanaman perkebunan seperti kelapa dan juga kelapa
sawit. (Kurnia, 2005)
b.
Rayap perusak arsip, buku dan dokumen lain
Beberapa
jenis rayap yang menjadi perusak arsip, buku dan dokumen ini antara lain Coptotermes curvignathus, Microtermes
inspiratus Kenner, dan Coptotermes
travians. (Kurnia, 2005)
c.
Rayap perusak bangunan
Jenis
rayap yang menjadi perusak bangunan berasal 3 famili yaitu:
1)
Kalotermitidae
Kalotermitidae
atau biasa disebut rayap kayu kering merupakan rayap yang hidup dalam kayu mati
yang telah kering, seperti Cryptotermes
sp. Hama ini umum terdapat
di rumah-rumah dan perabot-perabot seperti meja, kursi dsb. Tanda serangannya
adalah terdapatnya butir-butir ekskremen kecil berwarna kecoklatan yang sering
berjatuhan di lantai atau di sekitar kayu yang diserang. Rayap ini juga tidak
berhubungan dengan tanah, karena habitatnya kering. ( www.rudyct.com)
2)
Termitidae
Termitidae
atau biasa disebut rayap tanah merupakan jenis rayap yang bersarang dalam tanah terutama dekat pada
bahan organik yang mengandung selulosa seperti kayu, serasah dan humus.
Contoh-contoh Termitidae yang paling umum menyerang bangunan adalah Macrotermes
spp. (terutama M. gilvus) Odontotermes spp. dan Microtermes
spp. Jenis-jenis rayap ini sangat ganas, dapat menyerang obyek-obyek berjarak
sampai 200 meter dari sarangnya. Untuk mencapai kayu sasarannya mereka bahkan
dapat menembus tembok yang tebalnya beberapa cm, dengan bantuan enzim yang
dikeluarkan dari mulutnya. Macrotermes dan Odontotermes merupakan
rayap subteran yang sangat umum menyerang bangunan di Jakarta dan sekitarnya.( www.rudyct.com)
3) Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
merupakan jenis rayap kayu basah.
Jenis rayap ini hidup di dalam tanah yang mengandung banyak bahan kayu yang
telah mati atau membusuk, tunggak pohon baik yang telah mati maupun masih
hidup. Di Indonesia rayap subteran yang paling banyak merusak adalah dari genus
Coptoterme s (Coptotermes spp.) dan Schedorhinotermes.
Perilaku rayap ini mirip rayap tanah seperti Macrotermes namun
perbedaan utama adalah kemampuan Coptotermes untuk bersarang di dalam
kayu yang diserangnya, walaupun tidak ada hubungan dengan tanah, asal saja
sarang tersebut sekali-sekali memperoleh lembab, misalnya tetesan air hujan
dari atap bangunan yang bocor. Coptotermes pernah diamati menyerang
bagian-bagian kayu dari kapal minyak yang melayani pelayaran Palembang-Jakarta.
Coptotermes curvignathus Holmgren sering kali diamati menyerang pohon Pinus
merkusii dan banyak meyebabkan kerugian pada bangunan. ( www.rudyct.com)
4. Perilaku Rayap
Rayap memiliki
perilaku yang khas yang dapat digunakan sebagai titik pengendalian. Perilaku
itu antara lain adalah:
a. Tropallaxis
Tropallaxis adalah perilaku rayap yang saling
menjilati, mencium atau menggosokkan tubuhnya saat saling bertemu. Perilaku ini
digunakan rayap untuk menyalurkan makanan, feromon
atau protozoa flagellata yang sangat berperan dalam kehidupan koloni
rayap.(Kurnia, 2005).
Rayap memiliki perilaku menstransfer material
(makanan, senyawa kimia, dan protozoa) dalam satu koloni. Transfer dapat
dilakukan melalui:
1) Proctodeal
Proctodeal merupakan transfer
material yang dilakukan melalui anus.
2) Stomadeal
Rayap mampu menyerap selulosa hingga tersisa lignin
karena adanya bantuan dari protozoa flagellata yang terdapat dalam usus bagian
belakang dari berbagai jenis rayap( terutama rayap tingkat rendah
(Mastotermitidae, Kalotermitidae dan Rhinotermitidae). Protozoa flagellata ini
memiliki peran sebagai simbion yang melumatkan selulosa sehingga rayap mampu
mencerna dan menyerap selulosa. Untuk rayap yang tidak memiliki protozoa
seperti Termitidae, yang berperan dalam proses ini adalah bakteri. Untuk itu
diiperlukan transfer protozoa antar satu rayap dengan rayap dalam satu koloni.
Ada juga rayap yang memerlukan bantuan jamur
perombak kayu seperti Macrotermes,
Odontotermes dan Microtermes yang dipelihara di “kebun
jamur” dalam sarangnya. (www.rudyct.com)
Meskipun semua rayap memakan kayu (selulosa) namun
perilaku makan (feeding behavior) setiap
jenis rayap berbeda-beda. Hampir semua jenis kayu memiliki potensi untuk
dimakan oleh rayap, meski memang ada jenis kayu yang relatif lebih awet seperti
bagian teras kayu jati tetapi untuk saat ini kayu jati semakin langka. (www.rudyct.com)
b. Foraging
Saat mencari makan, rayap memiliki kesukaan untuk mengembara mencari makan
secara kontinyu dan dilakukan secara acak.(www.javapestrol.com)
Untuk mencapai kayu yang telah terpasang pada bangunan, rayap membuat
terowongan-terowongan atau liang-liang untuk keluar dari sarangnya. Untuk rayap
subteran (bersarang dalam tanah tetapi dapat mencari makan di atas tanah dengan
jarak yang jauh) meski membutuhkan keadaan lembab yang mutlak. Hal ini akan
berbeda dengan rayap kayu kering yang tidak membutuhkan keadaan lembab dan
tidak berhubungan dengan tanah, dan juga tidak membutuhkan
terowongan-terowongan untuk menyerang obyeknya. Ada juga rayap yang hanya
tinggal pada bagian pohon. (www.rudyct.com)
c. Cryptobiotik
Rayap memiliki sifat peka terhadap cahaya, rayap
menyukai tempat-tempat yang gelap dan terlindung dari cahaya dan sinar
matahari.(www.javapestrol.com)
Post a Comment for "RAYAP"