Prinsip Higiene Sanitasi Makanan
Prinsip higiene sanitasi
makanan - Makanan merupakan salah
satu media transmisi untuk penularan penyakit. Pengelolaan makanan harus benar
agar dapat mengurangi risiko terjadinya penularan penyakit akibat makanan. Dalam
pengelolaan makanan terdapat 6 prinsip higiene sanitasi makanan yang harus
diperhatikan, antara lain:
Prinsip Higiene Sanitasi Makanan
1. Pemilihan
bahan makanan
2. Penyimpanan
bahan makanan
3. Pengolahan
makanan
4. Tempat
penyimpanan makanan matang
5. Pengangkutan
makanan
6. Penyajian
makanan.
Pemilihan
bahan baku makanan :
Perlindungan
terhadap bahan baku dari bahaya-bahaya bahan kimia atau pertumbuhan
mikroorganisme patogen dan pembentukan toksin selama transportasi dan
penyimpanan bahan baku mutlak diperhatikan. Bahan-bahan yang dimakan dalam
keadaan mentah harus diangkut dan disimpan terpisah dari bahan baku lain dan
bahan-bahan yang bukan bahan pangan. Bahan pangan harus dikirim sedemikian rupa
sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen atau pembentukan toksin
dengan mengatur lamanya waktu pengiriman, suhu dan aktifitas air (water aktivity=Aw) bahan baku.
Pemilihan sumber bahan makanan yang baik
dapat dilakukan dengan memilih:
1. RPH
yg diawasi pemerintah/resmi
2. Tempat
potong lain yg diketahui dan diawasi petugas inspektur kehewanan/peternakan
3. Tempat
Pelelengan Ikan (TPI) yg diawasi instansi perikanan
4. Pusat
penjualan bhn makanan dg sistem pengaturan suhu yg dikendalikan dg baik
(swalayan)
5. Tempat
penjualan bahan makanan yg diawasi pemerintah dg baik
6. Industri
pengawetan /distributor bahan makanan yg telah berijin
7. Perusahaan
yg khusus di bidang penjualan bhn mentah dan dikelola dg persyaratan kesehatan
serta diawasi pemerintah
8. Lokasi
tempat produksi sayuran, buah atau ternak seperti daerah pertanian, peternakan,
perkebunan, kolam ikan
Penyimpanan
bahan makanan :
Kerusakan
bahan makan dapat terjadi karena tercemar bakteri, karena alam dan perlakuan
manusia, adanya enzim dalam makanan yang diperlukan dalam proses pematangan
seperti pada buah-buahan dan kerusakan mekanis seperti gesekan, tekanan,
benturan dan lain-lain. Untuk mencegah terjadinya kerusakan dapat dikendalikan
dengan pencegahan pencemaran bakteri. Sifat dan karakteristik bakteri seperti
sifat hidupnya, daya tahan panas, faktor lingkungan hidup, kebutuhan oksigen
dan berdasarkan pertumbuhannya. Terdapat empat cara penyimpanan makanan sesuai
dengan suhu yang dipersyaratkan, yaitu penyimpanan sejuk (cooling), penyimpanan dingin (chilling), penyimpanan dingin sekali (freezing), penyimpanan beku (frozen).
Pengolahan makanan :
Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi
makanan yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti
kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi. Hal hal yang perlu
diperhatikan dalam pengolahan makanan antara lain:
1. Persiapan
tempat pengolahan
2. Persiapan
rancang menu
3. Peralatan
memasak
4. Peralatan
makan dan minum
5. Wadah
penyimpanan makanan
6. Sarana
penyajian (display)
7. Rak penyimpanan
8. Peralatan
untuk pencucian
9. Pelindung
pencemaran
10.
Fasilitas
sanitasi
11.
Pemilihan
bahan, sortir bahan
12.
Persiapan
bahan
13.
Peracikan bumbu
14.
Persiapan
pengolahan
15.
Prioritas
dalam memasak
Pengangkutan makanan :
Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan dalam mencegah terjadinya
pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi risikonya
daripada pencemaran bahan makanan. Oleh karena itu titik berat pengendalian
yang perlu diperhatikan adalah pada makanan masak.
Penyimpanan makanan :
Bakteri akan tumbuh dan berkembang dalam makanan yang berada dalam suasana yang
cocok untuk hidupnya sehingga jumlahnya menjadi banyak. Suasana yang cocok
untuk pertumbuhan bakteri di antaranya suasana makanan banyak protein dan
banyak air (moisture), pH normal (6,8-7,5), suhu optimum (10°-60°C). Bahaya
terbesar dalam makanan masak adalah adanya mikroorganisme patogen dalam makanan
akibat terkontaminasinya makanan sewaktu proses pengolahan makanan maupun
kontaminasi silang melalui wadah maupun penjamah. makanan, kemudian dibiarkan
dingin pada suhu ruangan. Kondisi optimum mikroorganisme patogen dalam makanan
siap saji ini akan mengakibatkan mikroorganisme berlipat ganda dalam jangka
waktu antara 1-2 jam.
Faktor risiko kejadian
foodborne diseases yaitu pada proses pembersihan alat makan kontak dengan
makanan. Faktor risiko juga dapat disebabkan oleh temperatur dan waktu
penyimpanan tidak baik, rendahnya personal hygiene, dan alat makan yang
tercemar.
Penyajian makanan :
Makanan yang disajikan adalah makanan yang siap santap/laik santap. Laik santap
dapat dinyatakan bilamana telah dilakukan uji organoleptik dan uji biologis.
Dalam prinsip penyajian makanan wadah untuk setiap jenis makanan ditempatkan dalam
wadah terpisah, dan diusahakan tertutup. Tujuannya agar makanan tidak
terkontaminasi silang, bila satu makanan tercemar yang lain dapat diselamatkan,
serta memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan pangan.
Sumber:
http://khairul-kesling.blogspot.com/2012/11/6-prinsip-hygiene-sanitasi-makanan.html
Post a Comment for "Prinsip Higiene Sanitasi Makanan "