KEBISINGAN


A.  Sumber Kebisingan

Sumber bising ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga. Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu:

1.   Mesin
Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
2.   Vibrasi
Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.
3.   Pergerakan udara, gas dan cairan
Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain.
B.  Klasifikasi Sumber Kebisingan
Sumber kebisingan dibedakan menjadi dua jenis yaitu;
1.   Sumber kebisingan titik atau sumber statis;
Kebisingan ini dihasilkan dari benda tidak bergerak. Suara yang dihasilkan pada sumber ini berbentuk titik-titik dan akan menyebar melalui udara dengan kecepatan suara 340 meter/detik dengan pola penyebaran berbentuk lingkaran dengan sumber kebisingan sebagai pusatnya.
Contoh : Mobil sedang berhenti dengan mesin hidup.
2.   Sumber kebisingan garis atau sumber dinamis
Kebisingan yang dihasilkan oleh sumber bergerak atau alat transportasi. Suara yang dihasilkan dari sumber ini akan menyebar melalui udara dengan pola yang berbentuk selinder yang memanjang dengan sumber kebisingan sebagi sumber utama.
Contoh : Suara lalu lintas, kerta api, pesawat udara dll.
C. Jenis-jenis Kebisingan
Jenis-jenis kebisingan berdasarkan sifat dan spektrum bunyi dapat dibagi sebagai berikut:
1.   Bising yang kontinyu
Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak putus-putus. Bising kontinyu dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
a.   Wide Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas. bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara mesin tenun.
b.   Norrow Spectrum adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000) misalnya gergaji sirkuler, katup gas.
2.   Bising terputus-putus
Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu bising yang berlangsung secar tidak terus-menerus, melainkan ada periode relatif tenang, misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api
3.   Bising impulsive
Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara tembakan suara ledakan mercon, meriam.
4.   Bising impulsif berulang
Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-ulang, misalnya mesin tempa.
Berdasarkan pengaruhnya pada manusia, bising dapat dibagi atas :
1.   Bising yang mengganggu (Irritating noise).
Merupakan bising yang mempunyai intensitas tidak terlalu keras, misalnya mendengkur.
2.   Bising yang menutupi (Masking noise)
Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas, secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja , karena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.
3.   Bising yang merusak (damaging/injurious noise)
Merupakan bunyi yang intensitasnya melampui Nilai Ambang Batas. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran.
C.  Mekanisme Kebisingan
Penyebab kebisingan
Beberapa faktor terkait kebisingan yaitu:
1.   Frekuensi
Frekuensi adalah satuan getar yang dihasilkan dalam satuan waktu (detik) dengan satuan Hz. Frekuensi yang dapat didengar manusia 20-20.000 Hz. Frekuensi dibawah 20 Hz disebut Infra Sound sedangkan frekuensi diatas 20.000 Hz disebut Ultra Sound. Suara percakapan manusia mempunyai rentang frekuensi 250 – 4.000 Hz. Umumnya suara percakapan manusia punya frekuensi sekitar 1.000 Hz.
2.   Intensitas suara
Intensitas didefinisikan sebagai energi suara rata-rata yang ditransmisikan melalui gelombang suara menuju arah perambatan dalam media.
3.   Amplitudo
Amplitudo adalah satuan kuantitas suara yang dihasilkan oleh sumber suara pada arah tertentu.
4.   Kecepatan suara
Kecepatan suara adalah suatu kecepatan perpindahan perambatan udara per satuan waktu.
5.   Panjang gelombang
Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh perambatan suara untuk satu siklus.
6.   Periode
Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus amplitudo, satuan periode adalah detik.
7.   Oktave band
Oktave band adalah kelompok-kelompok frekuensi tertentu dari suara yang dapat di dengar dengan baik oleh manusia. Distribusi frekuensi-frekuensi puncak suara meliputi Frekuensi : 31,5 Hz – 63 Hz – 125 Hz – 250 Hz – 500 Hz – 1000 Hz – 2 kHz – 4 kHz – 8 kHz – 16 kHz.
8.   Frekuensi bandwidth
Frekuensi bandwidth dipergunakan untuk pengukuran suara di Indonesia.
9.   Pure tune
Pure tone adalah gelombang suara yang terdiri yang terdiri hanya satu jenis amplitudo dan satu jenis frekuensi
10.   Loudness
Loudness adalah persepsi pendengaran terhadap suara pada amplitudo tertentu satuannya Phon. 1 Phon setara 40 dB pada frekuensi 1000 Hz
11.   Kekuatan suara
Kekuatan suara satuan dari total energi yang dipancarkan oleh suara per satuan waktu.
12.   Tekanan suara
Tekanan suara adalah satuan daya tekanan suara per satuan
D.  Dampak
Kebisingan akan menggangu manuasia baik berupa gangguan Audiometrik maupun berupa gangguan nonaudiometrik. Pengaruh utama dari kebisingan adalah gangguan audiometric yaitu kerusakan pada sistem indera pendengaran manusia, terlebih lagi jika tingkat kebisingannya sudah melampauai ambang batas tertentu. Kerusakan pendengaran tidak hanya tergantung pada tingkat kebisingan saja, tetapi juga tergantung dari lamanya paparan kebisingan tersebut. Jika tingkat kebisingan mencapai 140 dB atau lebih, maka langsung akan memecahkan genderang telinga.
Beberapa tingkatan gangguan pendengaran akibat bising yaitu :
1.   Hilang pendengaran sementara, dan pulih kembali setelah waktu tertentu
2.   Imun atau kebal terhadap bising, biasanya hal ini karena selalu mendengar bising tertentu
3.   Pendengaran berdengung
4.   Kehilangan pendengaran permanen atau tetap dan tidak akan pulih kembali.
Bising tidak hanya berpengaruh kepada sistem pendengaran manusia saja, tetapi akan mengganggu organ tubuh lainnya seperti adrenalin meningkat, pembuluh darah mengkerut tekanan darah naik, horman tiroid naik, jantung berdebar, reaksi otot, gerakan usus, pupil melebar dan lain-lain.
Secara fisiologi kebisingan juga mengganggu antara lain kesulitan tidur, mudah lelah, kejengkelan, penurunan kinerja, kelainan jiwa dan lain-lain. Selain itu bising menggangu langsung kegiatan manusia sehari-hari berupa gangguan non audiometric dan non fisiologi. Gangguantersebut antara lain adalah kurangnya konsentrasi terutama pada kegiatan ajar mengajar, dan atau kegiatan ibadah, bahkan komunikasi kurang maksimal sehingga siswa atau jemaah tidak dapat menerima informasi dengan baik.
E. Cara Pengendalian
Unsur terjadinya kebisingan ada tiga yaitu adanya sumber, adanya medium dan adanya penerima. Sehingga dalam teknik pengendalian kebisingan dapat dilakukan dengan tiga metoda jugayaitu pengendalian sumber, pengendalian pada medium dan pengendalian pada penerimanya.
1.   Pengendalian Pada Sumber
Pengendalian pada sumber kebisingan seperti kendaraan bermotor dapat dilakukan dengan pengendalian teknologi kendaraan yang ramah lingkungan dan pengendalian lalu lintas kendaraan itu sendiri. Sumber kebisingan dari aktifitas lalu lintas adalah kendaraan bermotor. Dalam komponen kendaraan bermotor sumber kebisingan dapat berasal dari;
a.   Mesin
b.   Kipas pendingin suara
c.   Sistem pembuangan sisa pembakaran (kenalpot)
d.   Sistem roda dan ban, termasuk gesekannnya dengan permukaan jalan.
e.   Hisapan karburator
f.    Turbulensi aerodinamis kendaraan
g.   Sistem transmisi dan roda gigi
Kebisingan yang dominan ditimbulkan oleh kendaraan yang bergerak pada kecepatan rendah sampai sedang adalah pada keempat factor pertama, yaitu mesin, jenis bahan bakar, kipas pendingin mesin dan sistem pembuangan pada kenalpot. Sedang untuk kendaraan bergerak dijalan tol dipengaruhi oleh factor diatas.
Pengendalian kebisingan kendaraan bermotor dapat dilakukan oleh tiga pihak yaitu; industry otomotif sebagai produsen kendaraan bermotor, pemerintah sebagai regulator dan masyarakat sebagai pembeli dan pengguna kendaran bermotor.
2.   Pengendalian Bising pada medium perambatan bising lalu lintas
Pengendalian ini dilakukan untuk meredam suara yang dikeluarkan oleh sumber kebsingan. Peredaman juga bertujuan untuk agar suara bising hanya terjadi pada sumber dan kawasan sekitarnya, dan frekuensi serta tingkat kebisingannya akan berkurang pada kawasan yang dapat didengan oleh manusia lain diluar sistem itu. Misalnya kebisingan dijalan tolhanya dirasakan oleh pengguna jalan toll
3.    Pengendalian bising pada penerima bising lalu lintas
Bila pengendalianj bising tidak dapat dilakukan pada sunber bising atau medium perambatan, maka alternative terkhir adalah melakukan pengendalian kebisingan pada penerima. Usaha-usaha yanga dapat dilakukan antara lain adalah;
a.   Melindungi penerima dari kebisingan antara lain dengan pemakaian alat pelindung seperti ear plug atau dengan cara mendesain rumah yang baik untuk meredam kebisingan.
b.   Mengisolasi penerima dengan cara membuat barrier yang rigid disekitar pemukiman penduduk yang terkena dampak kebisingan.
c.   Langkah terakhir yang dilakukan adalah merelokasi pemukiman penduduk yang terkena dampak kebisingan parah kelokasi lain dan menjadikan tempat tersebut sebagai hutan lindung kota.

SUMBER :


Post a Comment for "KEBISINGAN"