SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
A. Latar belakang STBM
Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadian diare nasional pada tahun 2006 sebesar 423 per seribu penduduk pad a semua umur dan 16 provinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,52. Menyadari hal tersebut di atas, pemerintah telah melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain melakukan uji coba implementasi Community Led Total Sanitation (CLTS) di 6 Kabupaten pada tahun 2005, dilanjutkan dengan pencanangan gerakan sanitasi total oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2006 di Sumatera Barat serta pencanangan kampanye cud tangan secara nasional oleh Menko Kesra bersama Mendiknas dan Meneg Pemberdayaan Perempuan tahun 2007.
Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadian diare nasional pada tahun 2006 sebesar 423 per seribu penduduk pad a semua umur dan 16 provinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,52. Menyadari hal tersebut di atas, pemerintah telah melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain melakukan uji coba implementasi Community Led Total Sanitation (CLTS) di 6 Kabupaten pada tahun 2005, dilanjutkan dengan pencanangan gerakan sanitasi total oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2006 di Sumatera Barat serta pencanangan kampanye cud tangan secara nasional oleh Menko Kesra bersama Mendiknas dan Meneg Pemberdayaan Perempuan tahun 2007.
Perlunya strategi nasional sanitasi total
berbasis masyarakat berangkat dari pelaksanaan kegiatan dengan pendekatan sektoral
dan subsidi perangkat keras selama ini tidak memberi daya ungkit terjadinya
perubahan perilaku hygienis dan peningkatan akses sanitasi, sehingga diperlukan
strategi yang baru dengan melibatkan lintas sektor sesuai dengan tugas dan
pokok dan fungsi masing-masing dengan leading sektor Departemen Kesehatan
karena sanitasi total berbasis
masyarakat ini menekankan kepada 5 (lima) perubahan perilaku
hygienis.
B. Pengertian STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya
disebut sebagai STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan
sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Sanitasi total
adalah kondisi ketika suatu komunitas:
1.
Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.
2.
Mencuci tangan pakai sabun.
3.
Mengelola air minum dan makanan yang aman.
4.
Mengelola sampah dengan benar.
5.
Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
C. Indikator STBM
1.
Output:
a.
Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap
sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang
air di sembarang tempat (ODF).
b.
Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air
minum dan makanan yang aman di rumah tangga.
c.
Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam
suatu komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar,
terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air,sabun, sarana cuci tangan),
sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.
d.
Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
e.
Setiap rumah tanga mengelola sampahnya dengan benar.
2.
Outcome:
a.
Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis
lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.
Post a Comment for "SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)"