SALMONELLA THYPOSA

Masyarakat kita tentu sangat familiar dengan penyakit thypus atau yang lebih sering dikenal sebagai demam thypus. Sebenarnya apakah agent penyebab penyakit thypus itu??? Ya, benar sekali, agent utama dari penyakit demam Thypus adalah bakteri Salmonella thyposa.

Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram negatif berbentuk tongkat yang mengakibatkan penyakit paratifus, tifus, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies Salmonella bisa bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfide. Salmonella ini diberi nama oleh Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika Serikat, meskipun sebenarnya rekannya Theobald Smith yang pertama kali menemukan bakteri ini pada tahun 1885 pada tubuh babi.
Salmonella merupakan kuman gram negatif, tidak berspora dan panjangnya bervariasi. Kebanyakan species bergerak dengan flagel peritrih. Salmonella tumbuh cepat pada pembenihan biasa tetapi tidak meragikan sukrosa dan laktosa. Kuman ini merupakan asam dan beberapa gas dari glukosa dan manosa. Kuman ini bisa hidup dalam air yang dibekukan dengan masa yang lama. Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium tetrationat, dan natrium dioksikholat. Senyawa ini menghambat kuman koliform dan karena itu bermanfaat untuk isolasi salmonella dari tinja.



Klasifikasi Salmonella thyposa
Kingdom : Bakteria
Phylum : Proteobakteria
Classis : Gamma proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Familia : Enterobakteriakceae
Genus : Salmonella
Species : Salmonella thyposa

Salmonella digolongkan ke dalam bakteri gram negatif sebab salmonella adalah jenis bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan gram, suatu pewarna penimbal ditambahkan setelah metal ungu, yang membuat semua gram negative menjadi berwarna merah/merah muda. Pengujian ini berfungsi mengelompokkan kedua jenis bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka. Banyak species bakteri gram negative bersifat patogen ( penyebab penyakit) yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram negative terutama lapisan lipopolisakarida atau dikenal sebagai endotoksin.

Dasar-dasar Virulensi
1. Memiliki endotoksin yang menyebabkan berbagai gejala toksis termasuk demam, leucopenia, pendarahan, hipotensi, dan koagulasi intravaskuler yang tersebar.
2. Beberapa mengeluarkan eksotoksin.
3. Dibantu oleh daya antifagositosis.
4. Kemampuan untuk tetap hidup di dalam makrofag tanpa diketahui mekanismenya.

Gejala Klinik
1. Keracunan lewat makanan
2. Menelan kuman yang ada di dalam makanan yang tercemar.
3. Penetrasi ke dalam sel-sel epitel selaput lender dan invasi ke sekitarnya menyebabkan terjadinya radang akut.
4. Kolonisasi kuman pada ileum dan cecum.
5. Pengeluaran prostaglandin oleh adanya enterotoksin, mengakibatkan terjadinya pengaktifan adenilsiklasa dan meningkatnya AMP siklis.
6. Peningkatan sekresi cairan pada usus kecil dan usus besar.
7. Tidak membutuhkan pengobatan yang khas kecuali untuk mengganti cairan yang hilang.
8. Pemberian antibiotika akan memperbanyak jumlah pembawa kuman.

Patogenesis dan Patologi
Salmonella thyposa bersifat infektif terhadap manusia dan infeksi organisme ini berarti ditularkan dari sumber manusia. Tetapi, sebagian besar salmonella bersifat patogen bagi binatang yang merupakan sumber untuk infeksi bagi manusia. Binatang-binatang ini meliputi unggas, babi, binatang pengerat, sapi, kura-kura sampai burung kakaktua.
Di antara faktor-faktor yang menyebabkan resisten terhadap infeksi salmonella adalah keasaman lambung, jasad renik flora usus normal dan daya tahan usus.

Pada manusia, salmonella menimbulkan 3 macam penyakit utama, tetapi sering juga ditemukan bentuk campuran:
A. Demam Enterik
Salmonella yang termakan mencapai usus halus dan masuk ke kelenjar getah bening lalu dibawa aliran darah. Kemudian kuman dibawa oleh darah menuju berbagai organ termasuk usus di mana organisme berkembang biak dalam jaringan limfoid dan diekskresi dalam tinja. Setelah masa inkubasi 10-14 hari, timbul demam, lemah, sakit kepala, konstipasi. Demam sangat tinggi, limpa serta lever menjadi besar. Pada beberapa kasus terlihat bintik-bintik merah yang berlangsung sebentar. Jumlah sel darah putih normal atau rendah. Pengobatan dengan khloramfenikol atau ampisilin telah mengurangi angka kematian kurang dari 1%. Kadang-kadang Salmonella thyposa resisten terhadap obat-obat tersebut dan memberi reaksi terhadap trimetoprim-sulfametoksazol
B. Enterokolitis
Merupakan gejala yang paling sering dari infeksi Salmonella. Setelah makan Salmonella, 8 hingga 48 jam, timbul mual, sakit kepala, muntah dan diare yang hebat, dengan beberapa lekosit dalam tinja tetapi jarang terdapat darah. Biasa terdapat demam ringan tetapi biasanya kejadian ini sembuh dalam 2-3 hari. Gejala lain, biasanya diawali dengan demam lebih dari seminggu, pada awalnya seperti terkena flu(tanpa batuk dan pilek). Hanya saja, demam tifus muncul pada sore dan malam hari dan tidak juga turun meskipun sudah minum obat penurun demam/panas. Yang kedua, lidah yang terlihat berselaput putih susu di bagian tengah. Bila semakin parah, lever dan limpa bisa membengkak. Penyakit ini bisa berkomplikasi pada usus sehingga mengalami luka.
Sementara itu, yang sering menipu, suhu tubuh sering mendadak turun sehingga penderita menganggap sembuh.

Pengobatan
Pada diare yang hebat, penting penggantian cairan dan elektrolit. Opiat mungkin diperlikan untuk mengurangi kejang. Hampir tiga puluh tahun lalu, khloramfenikol merupakan obat pilihan, lalu ampisilin. Resistensi terhadap banyak obat-obat, yang dipindahkan secara genetik oleh plasmid-plasmid di antara kuman enterik, memegang peranan dalam masalah pengobatan infeksi Salmonella. Pada sebagian besar pembawa kuman, organisme tetap dapat hidup/ada dalam kantong empedu(terutama bila terdapat batu) dan dalam saluran empedu. Beberapa pembawa kuman menahun telah diobati hanya dengan ampisilin saja, tetapi pada sebagian besar kasus dibutuhkan kholesistektomi yang harus bergabung dengan pemberian obat.
Pencegahan dan Pengawasan
Tindakan sanitasi harus dilakukan untuk mencegah kontaminasi makanan dan air oleh binatang pengerat atau binatang lain yang mengeluarkan salmonella. Unggas, daging, dan telur yang terinfeksi harus dimasak dengan sempurna. Kholesistektomi atau ampisilin dapat menghilangkan keadaan ”pembawa kuman”. Selanjutnya, perlu diperhatikan makanan yang dikonsumsi. Usahakan makanan yang dikonsumsi benar-benar bersih dan bebas dari lalat yang beterbangan.

Post a Comment for "SALMONELLA THYPOSA"