PENYAKIT LEPTOSPIROSIS




Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia maupun  dari International leptospirosis society (ILS) menyebut bahwa Indonesia dinyatakan sebagai Negara insiden leptospirosis tingkat 3 di Dunia untuk mortalitas.Penyakit leptospirosis disebabkan bakteri leptospira dengan inang reservoir utama adalah rodent dan inang lainnya adalah hewan peliharaan, seperti: babi, lembu, kambing, kucing, anjing, kelompok unggas serta beberapa hewan liar seperti tikus, anjing, ular, dll.


Gejala dan Tanda Penyakit Leptosporosis
a.       Demam biasanya dengan menggigil yang berat
b.      Sakit kepala yang berat
c.       Nyeri perut
d.      Mual, muntah, dan hilang nafsu makan (anoreksia)
e.       Warna kuning pada kulit serta pada putih mata (joundice)
f.       Nyeri pada otot terutama di daerah betis, sehingga pasien sukar berjalan. dapat pula pada punggung dan paha
g.      Mata merah (conjunctival suffusion)
h.      Diare dan bintik-bintik merah pada kulit (rash)I

Bila tidak diobati, penyakit berlanjut dengan gejala:
1.      Pembesaran hati (hepatomegali), limfa (limfadenopati), limpa (splenomegali)
2.      Gangguan ginjal sampai gagal ginjal
3.      Radang selaput pembungkus otak dan sumsum tulang belakang (meningitis)
4.      Gangguan pernaafasan (respiratory distress)
5.      Kematian

Patogenesis Penyakit Leptospirosis
Patogenesis leptospirosis belum dimengerti sepenuhnya. kuman leptospirosis masuk ke dalam tubuh pejamu melalui luka iris/luka abrasi pada kulit, mukosa yang melapisi mulut, faring, osefagus, bronkus, alveolus, dan minum air yang terkontaminasi. Bisa juga bakteri penetrasi bakteri leptospira melalui kulit yang lama terendam air saat banjir.
Cara Penularan Penyakit Leptospirosis
Penularan leptospirosis dapat secara langsung dan tidak langsung.
a.       Penularan langsung terjadi:
1)      Melalui darah, urin, atau cairan tubuh lain yang mengandung bakteri leptospira ke tubuh pejamu.
2)      Pada orang yang merawat hewan atau menangani tubuh hewan, misalnya: pekerja potong hewan.
3)      Melalui hubungan seksual pada masa konvalesen atau dari ibu penderita leptospirosis ke janin melalui plasenta dan air susu ibu.
b.      Penularan tidak langsung terjadi:
1)      Melalui genangan air, sungai, danau, selokan air dan lumpur yang tercemar urin hewan yang mengandung leptospira.
2)      Melalui genangan air, sungai, danau, selokan air dan lumpur yang tercemarurin hewan yang mengandung leptospira

Populasi Yang Beresiko Terkena Leptospirosis
a.       Tukang perahu dan pemulung
b.      Orang yang mencuci atau mandi di sungai/danau
c.       Pembersih selokan
d.      Pekerja tambang
e.       Peternak,  pemelihara hewan dan dokter hewan yang terpapar karena menangani ternak/hewan, terutama pememerah susu, menyentuh hewan mati, menolong hewan melahirkan, atau kontak dengan bahan lain seperti plasenta, cairan amnion dan percikan infeksius saat hewan berkemih
f.       Bekerja diperkebunan/tukang kebun
g.      Petani tanpa alas kaki di sawah
h.      Pekerja potong hewan, tukang daging yang terpajan saat memotong hewan
i.        Pemancing ikan, pekerja tambak
j.        Tentara, pemburu dan pendaki gunung, bila mengarungi permukaan air atau rawa
k.      Anak-anak yang bermain di taman, genangan air hujan dan atau kubangan
l.        Petugas labolaturium yang sedang memeriksa specimen bakteri letospira
m.    Petugas kebersihan di rumah sakit dan paramedic


Pencegahan Penyakit Leptospirosis
Dengan mengendalikan populasi binatang reservoir leptospirosis terutama tikus, melengkapi stuktur bangunan dengan bahan anti tikus, menghindari kemungkinan kontak dengan air kotor.
a.         Bila mengetahui/merasakan gejala leptospiosis terutama di daerah banjir segera memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan terdekat
b.         Lantai dan dinding rumah yang habis terendam air segera dibersihkan dengan desinfektan, misalnya lyson, kreolin untuk membunuh bakteri
c.         Menyimpan dan menutup rapat-rapat makanan, sehingga terhindar dari pencemaran air seni tikus
d.        Pemakaian pakaian kerja, sepatu boot, sarung tangan bagi pekerja yang mempunyai resiko tertular leptospirosis seperti petugas pengumpul sampah, pembersih selokan, dll
e.         Menggunakan alas kaki yang rapat air bila berjalan di lingkungan yang kotor atau tercemar
f.          Membersihkan diri dengan menggunakan sabun setelah membersihkan genangan air (selokan) terutama setelah banjir.
g.         Memasang perangkap tikus untuk mengendalikan populasinya
h.         Apabila terdapat luka pada kaki segera di tutup atau dilakukan perawatan agar terhindar dari pencemaran air kotor
i.           Menata perabotan rumah sedemikian rupa sehingga tidak menjadi tempat untuk perkembangbiakan tikus
j.           Melarang anak berenang di air yang kotor terutama pada waktu banjir.

Sumber: Balitbang P2B2 Banjarnegara

Post a Comment for "PENYAKIT LEPTOSPIROSIS"